Breaking News
Loading...
Rabu, 11 November 2015

Bantuan Hidup Dasar (BHD)

13.13







Bantuan Hidup Dasar (Bantuan Hidup Dasar, disingkat BHD) adalah suatu tindakan penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju kematian.

LANGKAH – LANGKAH RJP DEWASA 1 ORANG

1.             Langkah 1 : Evaluasi Respon Korban
Periksa dan tentukan dengan cepat bagaimana respon korban. Memeriksa keadaan pasien tanpa teknik Look Listen and Feel. Penolong harus menepuk atau mengguncang korban dengan hati – hati pada bahunya dan bertanya dengan keras : “Halo! Bapak/Ibu/Mas/Mbak! Apakah anda baik – baik saja?”
Hindari mengguncang korban dengan kasar karena dapat menyebabkan cedera. Juga hindari pergerakan yang tidak perlu bila ada cedera kepala dan leher.
Jika korban tidak berespon, berarti korban tidak sadar. Korban tidak sadar mungkin karena :
1)            Sumbatan jalan nafas karena makanan, sekret, atau lidah yang jatuh ke belakang.
2)            Henti nafas
3)            Henti jantung, yang umumnya disebabkan serangan jantung
2.             Langkah 2 : Mengaktifkan Emergency Medical Services (EMS)
Jika korban tidak berespon, panggil bantuan dan segera hubungi ambulan 118.
Penolong harus segera mengaktifkan EMS setelah dia memastikan korban tidak sadar dan membutuhkan pertolongan medis.
3.             Langkah 3 : Memposisikan Korban
Korban harus dibaringkan di atas permukaan yang keras dan datar agar RJP efektif. Jika korban menelungkup atau menghadap ke samping, posisikan korban terlentang.
Perhatikan agar kepala, leher dan tubuh tersangga, dan balikkan secara simultan saat merubah posisi korban.

4.             Langkah 4 : Evaluasi Nadi / Tanda – Tanda Sirkulasi
1)       Berikan posisi head tilt, tentukan letak jakun atau bagian tengah tenggorokan korban dengan jari telunjuk dan tengah.
2)      Geser jari anda ke cekungan di sisi leher yang terdekat dengan anda (Lokasi nadi karotis)
3)   Tekan dan raba dengan hati-hati nadi karotis selama 10 detik, dan perhatikan tanda-tanda sirkulasi (kesadaran, gerakan, pernafasan, atau batuk)
4)     Jika ada denyut nadi maka dilanjutkan dengan memberikan bantuan pernafasan, tetapi jika tidak ditemukan denyut nadi, maka dilanjutkan dengan melakukan kompresi dada
5.             Langkah 5 : Menentukan Posisi Tangan Pada Kompresi Dada
1)     Pertahankan posisi heat tilt, telusuri batas bawah tulang iga dengan jari tengah sampai ke ujung sternum dengan jari tengah sampai ke ujung sternum              
2)       Letakkan jari telunjuk di sebaah jari tengah
3)       Letakkan tumit telapak tangan di sebalah jari telunjuk tangan di sebalah jari telunjuk
6.             Langkah 6 : Kompresi Dada
Cara menentukan posisi tangan yang tepat untuk kompresi dada :
1)       Angkat jari telunjuk dan jari tengah
2)       Letakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang menempel di sternum.
3)     Kaitkan jari tangan yang di atas pada tangan yang menempel sternum, jari tangan yang menempel sternum tidak boleh menyentuh diniding dada
4)       Luruskan dan kunci kedua siku
5)       Bahu penolong di atas dada korban
6)       Gunakan berat badan untuk menekan dada selama 5 cm
7)       Kompresi dada dilakukan sebanyak lima siklus (30 kompresi, sekitar 18 detik)
8)       Kecepatan kompresi diharapkan mencapai sekitar 100 kali/menit.
9)       Rasio kompresi dan ventilasi adalah 30 kompresi : 2 ventilasi
10)   Jangan mengangkat tangan dari sternum untuk mempertahankan  posisi yang tepat
11)   Jangan menghentak selama kompresi karena dapat menimbulkan cedera.
7.             Langkah 7 : Buka Jalan Nafas
Melakukan manuver head tilt-chin lift  
1)      Letakkan satu tangan pada dahi korban dan berikan tekanan ke arah belakang dengan telapak tangan untuk menengadahkan kepala (head tilt).
2)     Tempatkan jari-jari tangan yang lain di bawah tulang rahang bawah untuk mengangkat dagu ke atas (chin lift).
Memeriksa jalan nafas (Airway)
1)       Buka mulut dengan hati-hati dan periksa bilamana ada sumbatan benda asing.
2)     Gunakan jari telunjuk untuk mengambil semua sumbatan benda asing yang terlihat, seperti makanan, gigi yang lepas, atau cairan.
8.             Langkah 8 : Memeriksa Pernafasan (Breathing)
Dekatkan telinga dan pipi anda ke mulut dan hidung korban untuk mengevaluasi pernapasan (sampai 10 detik)
1)       Melihat pergerakan dada (Look)
2)       Mendengarkan suara napas (Listen)
3)       Merasakan hembusan napas dengan pipi (Feel)
9.             Langkah 9 : Bantuan Napas dari Mulut ke Mulut / Rescue Breathing
Bila tidak ada pernafasan spontan, lakukan bantuan napas dari mulut ke mulut. Untuk melakukan bantuan napas dari mulut ke mulut :
1)       Pertahankan posisi kepala tengadah dan dagu terangkat.
2)     Tutup hidung dengan menekankan ibu jari dan telunjuk untuk mencegah kebocoran udara melalui hidung korban.
3)       Mulut korban wajib diberi pelapis kain (untuk menghindari resiko penularan infeksi), berikan 2 tiupan pendek dengan jeda singkat diantaranya.
4)    Lepaskan tekanan pada cuping hidung sehingga memungkinkan terjadinya ekspirasi pasif setelah tiap tiupan.
5)       Setiap napas bantuan harus dapat mengembangkan dinding dada.
6)       Durasi tiap tiupan adalah 1 detik.
7)       Volume ventilasi antara 400-600ml.
Catatan :
Bila volume udara dihembuskan terlalu besar, udara dapat masuk ke lambung dan menyebabkan distensi lambung.
10.        Langkah 10 : Evaluasi 
1)       Evaluasi nadi, tanda-tanda sirkulasi dan pernapasan setiap 5 siklus RJP 30:2
2)    Jika nadi tidak teraba (bila nadi sulit di tentukan dan tidak dapat, tanda-tanda sirkulasi, perlakuan sebagai henti jantung),lanjutkan RJP 30:2
3)       Jika nadi teraba, periksa pernapasan
4)   Jika tidak ada napas, lakukan napas buatan 12x/menit (1 tiupan tiap 6-7 detik) dengan hitungan hitungan satu ribu, dua ribu, tiga ribu, empat ribu...tiup! Ulangi sampai 10x tiupan/menit.
5)       Jika nadi dan napas ada, letakkan korban pada posisi recovery.
6)       Evaluasi nadi, ‘tanda-tanda sirkulasi’ dan pernapasan tiap 2 menit.
Kami Senantiasa Mengutamakan Keselamatan dan Peningkatan Mutu Pelayanan
 
Toggle Footer