Breaking News
Loading...
Sabtu, 13 Februari 2016

Penyembuhan Patah Tulang

13.12
Penyembuhan patah tulang (fraktur) merupakan proses alami dan otomatis setelah terjadinya patah tulang.

Fraktur adalah diskontinuitas tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma.

Patah tulang selalu dikaitkan dengan perdarahan dan luka periosteal.

Penyembuhan patah tulang didefinisikan sebagai pemulihan stabilitas mekanik, kontinuitas dan kemampuan tulang menopang beban secara normal.

Proses penyembuhan patah tulang harus selalu dipantau melalui sinar-x atau rongsen secara berkala untuk mendeteksi siapa tahu terdapat kelainan atau masalah, karena tidak selalu proses penyembuhan itu berjalan normal.

Penyembuhan Patah Tulang yang Normal
Agar penyembuhan atau penyambungan patah tulang terjadi secara normal, sejumlah persyaratan harus dipenuhi:
1.        Viability of fragment (suplai darah utuh)
Artinya fragmen tulang yang patah tersebut jaringannya masih tersuplai darah dengan baik sehingg amasih hidup.
2.        Immobilitas
Tulang yang patah tidak boleh bergerak, hal ini dapat dicapai dengan tidak bergerak, imobilisasi eksternal (misalnya bidai) atau fiksasi internal.
3.        Tidak ada infeksi

Proses penyembuhan umumnya sama untuk semua jenis patah tulang, yakni melalui serangkaian tahapan, sehingga terbentuk tulang baru dan mengisi di daerah retak atau celah antara patahan tulang sehingga menyambung sempurna.

Berikut tahap-tahap proses penyembuhan patah tulang:

Tahap 1: Peradangan (inflammation)
Tulang patah baik terbuka atau tertutup akan menimbulkan perdarahan sekecil apapun itu dan membuat jaringan di sekitarnya meradang yang ditandai dengan bengkak, memerah dan teraba hangat serta tentunya terasa sakit. Tahap ini dimulai pada hari ketika patah tulang terjadi dan berlangsung sekitar 2 sampai 3 minggu.

Tahap 2: Pembentukan kalus halus (soft callus)
Antara 2 sampai 3 minggu setelah cedera, rasa sakit dan pembengkakan akan mulai hilang. Pada tahap penyembuhan patah tulang ini, terbentuk kalus yang halus di kedua ujung tulang yang patah sebagai cikal bakal yang menjembatani penyambungan tulang namun kalus ini belum dapat terlihat melalui rongsen. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 4 sampai 8 minggu setelah cedera.

Tahap 3: Pembentukan kalus keras (hard callus)
Antara 4 sampai 8 minggu, tulang baru mulai menjembatani fraktur (soft callus berubah menjadi hard callus) dan dapat dilihat pada x-rays atau rongsen. Dengan waktu 8 sampai 12 minggu setelah cedera, tulang baru telah mengisi fraktur.

Tahap 4: Remodelling tulang
Dimulai sekitar 8 sampai 12 minggu setelah cedera, sisi fraktur mengalami remodelling (memperbaiki atau merombak diri) memperbaiki setiap cacat yang mungkin tetap sebagai akibat dari cedera. Ini tahap akhir penyembuhan patah tulang yang dapat bertahan hingga beberapa tahun.



Tingkat penyembuhan dan kemampuan untuk merombak (remodelling) pada tulang yang patah bervariasi untuk setiap orang dan tergantung pada : usia, kesehatan, jenis fraktur, jenis tulang yang terlibat. Misalnya, anak-anak mampu sembuh dan merombak fraktur mereka jauh lebih cepat daripada orang dewasa. Merokok menghambat penyembuhan patah tulang.

Sedangkan waktu penyembuhan rata-rata patah tulang untuk setiap jenis tulang, yaitu:

  • tulang jari : 3 minggu
  • tulang metacarpal (telapak tangan) : 4 – 6 minggu
  •  distal radius : 4 – 6 minggu
  • Tulang lengan bawah: 8 – 10 minggu
  •  humerus (tulang lengan atas) : 6 – 8 minggu
  • femoralis neck (tulang paha bagian leher): 12 minggu
  • femoral shaft (tulang paha bagian poros): 12 minggu
  • tibia dan fibula (tulang tungkai bawah dan tulang kering): 10 minggu

Komplikasi / Masalah pada Penyembuhan Patah Tulang
1. Sindrom kompartemen
Pembengkakan parah akibat patah tulang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah sehingga menghambat suplai darah, akibatnya aliran darah tidak cukup  sampai ke otot - otot sekitar fraktur. Penurunan suplai darah dapat menyebabkan otot-otot sekitar fraktur menjadi mati, yang dapat menyebabkan cacat jangka panjang. Sindrom kompartemen biasanya terjadi hanya setelah cedera yang parah.
2. Cedera neurovaskular
Beberapa fraktur begitu parah sehingga arteri dan saraf di sekitar lokasi cedera menjadi rusak. Kondisi ini juga bisa menimbulkan kecacatan seperti mati rasa atau lumpuh.
3. Infeksi
Fraktur terbuka (patah tulang hingga tulang terlihat / keluar kulit) dapat terinfeksi ketika ujung tulang bergerigi yang menembus kulit terkena udara, tanah atau debu.
4. Arthritis pascatrauma
Fraktur yang meluas ke sendi (fraktur intraartikular) dapat menyebabkan radang sendi dini.
5. Delayed Union (penyambungan tertunda)
Penyambungan tulang patah yang lebih lama dibandingkan standar normal waktu penyembuhan tulang.
6. Nonunion (tidak / gagal menyambung)
Fraktur yang gagal menyambung dalam jumlah waktu yang wajar ini disebut nonunion.
7. Malunion
Penyambungan tulang yang salah, seperti menyambung tapi miring, menyambung tumpang tindih dan lain sebagainya.

Setelah dilakukan operasi dan tulang telah menyambung maka “pen” harus segera dilepas, biasanya 1 tahun setelah operasi pemasangan “pen” agar tidak menimbulkan efek penolakan tubuh yang berbahaya. Itulah ringkasan mengenai penyembuhan patah tulang beserta masalah yang menyertainya. Sekian dan semoga bermanfaat :)
Bersumber
dari: PenyembuhanPatahTulang | Mediskus.com
Kami Senantiasa Mengutamakan Keselamatan dan Peningkatan Mutu Pelayanan
 
Toggle Footer