Penyembuhan patah tulang (fraktur) merupakan proses alami dan otomatis setelah terjadinya patah tulang.
Fraktur adalah diskontinuitas tulang
yang biasanya disebabkan oleh trauma.
Patah tulang selalu dikaitkan dengan perdarahan
dan luka periosteal.
Penyembuhan patah tulang didefinisikan sebagai pemulihan stabilitas mekanik, kontinuitas dan kemampuan tulang menopang beban secara
normal.
Proses penyembuhan patah tulang harus selalu dipantau melalui sinar-x
atau rongsen secara berkala untuk mendeteksi siapa tahu terdapat kelainan atau masalah,
karena tidak selalu proses penyembuhan itu berjalan normal.
Penyembuhan Patah Tulang
yang Normal
Agar penyembuhan atau penyambungan patah tulang terjadi secara
normal, sejumlah persyaratan harus dipenuhi:
1.
Viability of fragment
(suplai darah utuh)
Artinya fragmen tulang
yang patah tersebut jaringannya masih tersuplai darah dengan baik sehingg amasih hidup.
2.
Immobilitas
Tulang
yang patah tidak boleh bergerak, hal ini dapat dicapai dengan tidak bergerak, imobilisasi eksternal
(misalnya bidai) atau fiksasi internal.
3.
Tidak ada infeksi
Proses penyembuhan umumnya sama untuk semua jenis patah tulang, yakni melalui serangkaian tahapan,
sehingga terbentuk tulang baru dan mengisi di daerah retak atau celah antara patahan tulang sehingga menyambung sempurna.
Berikut tahap-tahap
proses penyembuhan patah tulang:
Tahap 1: Peradangan (inflammation)
Tulang patah baik terbuka atau tertutup akan menimbulkan perdarahan sekecil apapun itu dan membuat jaringan
di sekitarnya meradang yang ditandai dengan bengkak, memerah dan teraba hangat serta tentunya terasa sakit.
Tahap ini dimulai pada hari ketika patah tulang terjadi dan berlangsung sekitar
2 sampai 3 minggu.
Tahap 2: Pembentukan kalus halus (soft callus)
Antara 2 sampai 3 minggu setelah cedera, rasa sakit dan pembengkakan akan mulai hilang.
Pada tahap penyembuhan patah tulang ini, terbentuk kalus
yang halus di kedua ujung tulang yang patah sebagai cikal bakal
yang menjembatani penyambungan tulang namun kalus ini belum dapat terlihat melalui rongsen. Tahap ini biasanya berlangsung hingga
4 sampai 8 minggu setelah cedera.
Tahap 3: Pembentukan kalus keras (hard callus)
Antara 4 sampai 8 minggu, tulang baru mulai menjembatani fraktur
(soft callus berubah menjadi hard callus) dan dapat dilihat pada x-rays atau rongsen.
Dengan waktu 8 sampai 12 minggu setelah cedera,
tulang baru telah mengisi fraktur.
Tahap 4: Remodelling tulang
Dimulai sekitar
8 sampai 12 minggu setelah cedera, sisi fraktur mengalami
remodelling (memperbaiki atau merombak diri)
memperbaiki setiap cacat yang mungkin tetap sebagai akibat dari cedera.
Ini tahap akhir penyembuhan patah tulang yang dapat bertahan hingga beberapa tahun.
Tingkat penyembuhan dan kemampuan untuk merombak
(remodelling) pada tulang yang patah bervariasi untuk setiap
orang dan tergantung pada : usia, kesehatan, jenis fraktur, jenis tulang yang terlibat. Misalnya, anak-anak mampu sembuh dan merombak fraktur mereka jauh lebih cepat daripada
orang dewasa. Merokok
menghambat penyembuhan patah tulang.
Sedangkan waktu penyembuhan
rata-rata patah tulang untuk setiap jenis tulang, yaitu:
- tulang jari : 3 minggu
- tulang metacarpal (telapak tangan) : 4 – 6 minggu
- distal radius : 4 – 6 minggu
- Tulang lengan bawah: 8 – 10 minggu
- humerus (tulang lengan atas) : 6 – 8 minggu
- femoralis neck (tulang paha bagian leher): 12 minggu
- femoral shaft (tulang paha bagian poros): 12 minggu
- tibia dan fibula (tulang tungkai bawah dan tulang kering): 10 minggu
Komplikasi / Masalah pada Penyembuhan Patah Tulang
1. Sindrom kompartemen
Pembengkakan
parah akibat patah tulang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah
sehingga menghambat suplai darah, akibatnya aliran darah tidak cukup sampai ke otot - otot sekitar fraktur.
Penurunan suplai darah dapat menyebabkan otot-otot sekitar fraktur menjadi
mati, yang dapat menyebabkan cacat jangka panjang. Sindrom kompartemen biasanya
terjadi hanya setelah cedera yang parah.
2. Cedera neurovaskular
Beberapa
fraktur begitu parah sehingga arteri dan saraf di sekitar lokasi cedera menjadi
rusak. Kondisi ini juga bisa menimbulkan kecacatan seperti mati rasa atau
lumpuh.
3. Infeksi
Fraktur
terbuka (patah tulang hingga tulang terlihat / keluar kulit) dapat terinfeksi
ketika ujung tulang bergerigi yang menembus kulit terkena udara, tanah atau
debu.
4. Arthritis pascatrauma
Fraktur yang
meluas ke sendi (fraktur intraartikular) dapat menyebabkan radang sendi dini.
5. Delayed Union (penyambungan tertunda)
Penyambungan
tulang patah yang lebih lama dibandingkan standar normal waktu penyembuhan
tulang.
6. Nonunion (tidak / gagal menyambung)
Fraktur yang
gagal menyambung dalam jumlah waktu yang wajar ini disebut nonunion.
7. Malunion
Penyambungan
tulang yang salah, seperti menyambung tapi miring, menyambung tumpang tindih
dan lain sebagainya.
Setelah dilakukan operasi dan tulang telah menyambung maka
“pen” harus segera dilepas, biasanya 1 tahun setelah operasi pemasangan
“pen” agar tidak menimbulkan efek penolakan tubuh
yang berbahaya. Itulah ringkasan mengenai penyembuhan patah tulang beserta masalah
yang menyertainya. Sekian dan semoga bermanfaat :)
Bersumber dari: PenyembuhanPatahTulang | Mediskus.com
Bersumber dari: PenyembuhanPatahTulang | Mediskus.com