Kematian
adalah pertemuan terindah dengan Sang Kholiq. Meskipun demikian namun kabar
duka tetap saja melukiskan langit mendung di hati kami.
Sekitar pukul 19.48 wib (17/11) dr.
Tunjung Soeharso Sp.OT (Spesialis Orthopedi) telah berpulang ke rahmatulloh. Seketika itu
juga semua kata seolah tercekat seiring dengan berhentinya detak jantung dan
denyut nadi dari pendiri Rumah Sakit Karima Utama ini.
Innalillahi
wa inna ilaihi rojiuun,
Innalillahi
wa inna ilaihi rojiuun,
Innalillahi
wa inna ilaihi rojiuun.
Hanya
itulah kalimat yang mampu kami bisikkan dalam hati yang semakin gerimis. Tidak
ada yang bisa menghalau hujan, dan tidak ada yang mampu membendung air mata
saat itu. Kami berduka….
Sejak tanggal 12 Nopember lalu
kondisi dr. Tundjung memang sudah kritis dan dirawat di RS Karima Utama.
Penanganan terbaik terus diupayakan oleh kami. Seluruh perhatian tercurah dan
teralihkan pada upaya penyembuhan dr. Tundjung. Kami bersiaga….
Dari kerabat dekatnya kami sempat
mendengar kisah bahwa sebelum kondisi kritis itu dr. Tundjung semakin banyak
beribadah kepada Alloh. Walau kondisinya tidak begitu baik namun beliau
menyempatkan sholat tahajud dengan bacaan Quran sampai 1 juz bersama salah satu
Syekh di Isy Karima. Lalu pada saat kondisinya sudah kritis, beliau
menitikkan air mata saat diperdengarkan bacaan Al Quran. Kami mengharu biru..
Tanda-tanda
kematian hanya dapat terdeteksi dari alat-alat medis yang menandakan organ
tubuhnya satu persatu tidak berfungsi lagi. Semua terhenti. Kami tidak mampu
mencegah lagi..
Kami segenap karyawan Rs.Karima
Utama,seraya mendoakan beliau dan keluarganya.
للَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ
وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ َ ِ
“Ya Allah! Ampunilah dia, berilah
rahmat kepadanya,selamatkanlah dia, maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat
yang mulia (Surga)”
Putra dari Prof Dr. dr. R. Soe harso
ini bukan hanya ayah bagi ketiga anaknya tapi juga ayah sekaligus guru dan panutan
bagi kami, juga “Ayah bagi ribuan penghafal Al Quran”. Mengapa demikian? karena
selama ini selain mendirikan RS Karima Utama beliau juga berperan menjadi
donatur utama sekaligus pendiri Ponpes Tahfidz Isy Karima, Karangpandan. Maka
ketika beliau berpulang, bukan hanya kami yang kehilangan…
Jenazah dr. Tundjung dimandikan lalu
disholatkan oleh ratusan orang yang Takziah di RS Karima Utama. Kemudian langsung dibawa ke Ponpes Isy Karima untuk
kembali disholatkan di Masjid Bilal bin Robbah.
Jenazah tiba di Ponpes Isy Karima pada Selasa malam sekitar pukul 23.30 WIB. Para pentakziyah pun berduyun-duyun datang untuk menshalatkan.
Setelah dishalatkan di masjid, jenazah dimakamkan di dekat makam Ust. Eman
Badru Tamam. Mudah-mudahan semua amal shalehnya diterima di sisi Allah SWT.
Aamiin.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan
belangnya. Sekarang dr. Tundjung telah
pergi untuk selamanya namun tetap tinggal dalam hati kami, tetap menyertai
langkah-langkah kami, tetap hidup dalam kenangan kami. Kami semua yang
mencintainya. Salam..